Tugas 6
1. Franchise JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)
Efektif, Efisien, Fleksibel & Seimbang
BAB I
PENDAHULUAN
i.
Latar Belakang
Dewasa
ini banyak pelaku bisnis online, sehingga berimbas pada bisnis jasa pengiriman
yang ikut terdongkrak omzetnya. Hal ini membuat banyak bermunculan agen-agen
pengiriman barang, mulai dari usaha sampingan rumah tangga. Salah satu agen jasa yang banyak bermunculan adalah JNE.
Dalam perkembangnya, JNE juga eksis sebagai bisnis franchise yang dapat
dijalankan oleh siapapun yang berminat. Pada tahun 2011 saja, JNE telah memiliki
835 gerai dan 34 cabang yang tersebar di berbagai kota seluruh Indoensia.
Dengan lebih dari 2334 SDM dan 140 unit armada, JNE siap melayani pengiriman paket para pelanggannya.
Franchise
sendiri merupakan bentuk bisnis yang dikembangkan dengan cara
menjual hak pengelolaan bisnis yang dimiliki dengan hak penggunaan nama produk
atau jasa tersebut. Manajemennya dan kepemilikan diatur oleh si pembeli hak
franchise tentu berdasarkan persyaratan dan panduan garis besar oleh pemilik
usaha franchise. Sehingga franchise dapat dikatakan sebagai duplikasi bisnis yang telah sukses, sehingga bagi
mereka yang akan membeli bisnis franchise tidak perlu lagi bersusah payah
menjalankan bisnis ini dari awal dan tidak perlu harus jatuh bangun untuk
memulai bisnis ini. Mereka hanya menjalankan sistem yang telah berjalan tinggal
start up langsung meneruskan bisnis yang memang telah teruji
keberhasilannya.
ii. Tujuan JNE
Ø
Visi
Perusahaan Rantai Pasok Global Terdepan di Dunia
Perusahaan Rantai Pasok Global Terdepan di Dunia
Ø
Misi
Memberi Pengalaman Terbaik kepada Pelanggan Secara Konsisten.
Memberi Pengalaman Terbaik kepada Pelanggan Secara Konsisten.
Ø
Nilai-Nilai
Dasar
-
Jujur
-
Disiplin
-
Tanggung Jawab
-
Visioner
FilosofiEfektif, Efisien, Fleksibel & Seimbang
BAB II
Pembahasan
Pembahasan
H. Soeprapto Suparno bersama
Johari Zein mendirikan perusahaan PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau biasa
yang dikenal dengan Tiki JNE pada tanggal 26 November 1990. Perusahaan ini
memulai kegiatannya dengan delapan karyawan dan modal 100 miliar rupiah. Pusat
kegiatan usahanya yaitu penanganan kegiatan kepabean, impor kiriman barang, dokumen,
serta pengantaranya dari luar negeri ke Indonesia.
Nilai-nilai dasar yang dianut
JNE adalah jujur, adil, disiplin, tanggung jawab, kerjasama, peduli, dan
visioner. Sedangkan filosofinya yaitu efektif, efisien, fleksibel, dan
seimbang.
Tahun 1991, JNE memperluas
jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota asosiasi
perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara Asia (ACCA) yang bermarkas di
Hongkong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan
wilayah antaran sampai ke seluruh dunia.
Karena persaingannya di pasar
domestik, JNE juga memusatkan memperluas jaringan domestik. Dengan jaringan
domestiknya TIKI dan namanya, JNE mendapat keuntungan persaingan dalam pasar
domestic. JNE juga memperluas pelayanannya dengan logistik dan distribusi.
Selama bertahun-tahun TIKI dan
JNE berkembang menjadi dua perusahaan yang punya arah sendiri. Karena itu,
keduanya menjadi saingan dan akhirnya JNE menjadi perusahaan sendiri dengan
manajemen diri sendiri. JNE meluncurkan logonya sendiri pada tahun 2000 dan
berpisah dari TIKI. JNE lalu berusaha melakukan inovasi dengan memberikan
layanan yang berbeda dengan TIKI. Kesan awal, masyarakat menganggap layanan JNE
lebih mahal dari yang lainnya. Ini karena segemen yang dibidik memang segmen
premium.
Pengembangan produk dan layanan
yang berbeda di JNE antara lain menyediakan jasa kurir, logistic, money
remittance hingga jasa kargo. Sebagai sister company dengan TIKI, secara etika
bisnis, JNE menghadapi kesulitan tidak boleh beradu harga dan layanan dengan TIKI.
Namun, ternyata industri pengiriman berkembang dan pasarnya ikut membesar
sehingga JNE tidak perlu berebut pasar. Perlahan-lahan JNE menemukan banyak
layanan baru yang tidak terpikir sebelumnya. JNE lalu membeli gedung pada tahun
2002 dan mendirikan JNE Operations Sorting Centers. Tahun 2004 JNE membeli
gedung baru yang merupakan kantor pusat JNE dan kedua gedung ini berada di
Jakarta.
Dari tahun ke tahun, pertumbuhan
bisnis JNE semakin baik, bahkan di atas rata-rata pertumbuhan industri.
Industri sendiri bertumbuh hanya sebesar 10% – 15%, namun bisnis JNE tumbuh
hingga 20% tiap tahunnya. Resep keberhasilan JNE adalah tidak mau menunggu
konsumen. Lebih baik, JNE menjemput bola. Kurir JNE langsung menjemput barang
ke rumah konsumen yang ingin mengirimkan barang. Hanya dengan menelepon, kurir
pasti datang ke rumah.
Kalau masih kuatir nilai barang
tidak sesuai dengan nilai 10x pengiriman, JNE menganjurkan agar konsumen untuk
mengansuransikan barangnya. JNE berkomitmen memberikan layanan yang terbaik. Standar
JNE, kalau sampai perusahaan asuransi tidak membayar klaim sesuai hari yang
ditentukan, JNE bersedia menggantikan dengan membayar klaim konsumen. Bagi JNE,
barang sampai tujuan pelanggan adalah harga mati. Selain itu, sebanyak 170
titik jaringan yang sudah online. Ini memudahkan JNE dan pelanggan untuk
mengawasi pengiriman barang.
Satu lagi layanan inovatif dari
JNE, Pesona. Pesona adalah pesanan oleh-oleh Nusantara. Setiap orang bisa
saling mengirimkan makanan khas daerah tertentu ke sanak keluarga di daerah
lain. Contoh, mau kasih oleh-oleh kerupuk bangka ke keluarga di Jakarta. Anda
cukup telepon JNE dan JNE akan carikan toko kerupuk yang terkenal di Bangka dan
segera dikirimkan. Bahkan, es krimpun bisa dikirimkan melalui JNE. Tidak sampai
di situ, JNE banyak melakukan inovasi-inovasi unggul lainnya. JNE sekarang
membuka bisnis baru yakni trucking. Ini adalah layanan pengiriman barang-barang
kebutuhan pokok. Layanan trucking ini dilengkapi dengan GPS agar terpantau. JNE
juga bekerjasama dengan perusahaan pengiriman barang, UPS. Konsumen bisa
mengirimkan barang ke luar negeri lewat UPS ini. Rencana selanjutnya, JNE
berencana terjun ke bisnis surat-menyurat di bawah 500 gram. Bisnis yang
sebelumnya dimonopoli PT. Pos Indonesia, dengan pencabutan aturan ini maka
membuka peluang bagi JNE. JNE saat ini tinggal menunggu aturan pemerintah yang
mengatur soal bisnis ini.
Saat ini JNE didukung oleh lebih
dari 1000 karyawan dan tidak kurang dari 1.500 gerai yang tersebar luas di
Indonesia. Kehandalan JNE juga telah dibuktikan dengan diraihnya berbagai
bentuk penghargaan serta sertifikasi ISO 9001:2000 atas jasa layanan yang telah
diberikan. Layanan terbaik adalah harga mati bagi JNE. Karena itu, sangat wajar
kalau JNE punya SDM yang handal. Bahkan departemen HRD mempunyai empat divisi
yaitu intelektual (berhubungan dengan pekerjaan), training (bertugas untuk
kegiatan outbound dan memberikan training), spiritual (mengatur kegiatan
keagamaan), dan fisikal (berhubungan dengan aktivitas kebugaran badan
karyawan). Pemimpin perusahaan JNE berkata, “Setiap masa selalu ada
tantangannya, tapi kita tetap harus maju menghadapi tantangan itu.
Branch Manager JNE Solo, Bambang
Widiatmoko, mengatakan persaingan bebas industri jasa logistik akan dimulai
lebih awal pada 2013. Perusahaan jasa logistik dari negara ASEAN akan bebas
memasuki Indonesia. Mau tak mau, perusahaan jasa pengiriman dalam negeri juga
harus berbenah. “Saat masuk ke Indonesia investor pasti akan melihat perusahaan
jasa pengiriman yang memimpin, sebagai kompetitor kami harus mampu bersaing.
Pelanggan selalu ingin tahu
posisi barang yang dikirim berada di mana? Dulu memang tidak bisa dilihat. Tapi
sekarang dengan memaksimalkan customer service, website dan telepon masalah itu
dapat diatasi,” kata dia. Menurut Bambang, saat ini perusahaan jasa pengiriman
lomba perang tarif untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Namun,
pelayanan terhadap konsumen secara excellent service.
Peluang usaha jasa pengiriman
barang masih cukup menjanjikan. Jika digarap serius usaha bidang logistik itu
mampu tumbuh 15%-20% per tahun. Menurut Bambang, kue industri jasa pengiriman
barang sekitar Rp7 triliun per tahun, sedangkan kue industri jasa logistik
mencapai Rp1.700 triliun per tahun.
JNE menawarkan
paket kemitraan sebesar Rp 3,5 juta yang akan di kembalikan kepada mitra berupa
perlengkapan usaha, promosi dan perijinan. Selain biaya tersebut, mitra juga di
kenakan uang jaminan ke agenan sebesar Rp 5 juta. Uang jaminan tersebut akan di
kembalikan kemitra apabila masa kontrak kerjasama berahkir atau di akhiri oleh
salah satu pihak.
Untuk omzet kemitraan, JNE
mematok berdasarkan target penjualan mitra. Untuk target penjualan Rp 5 juta
perbulan, mitra akan mendapatkan komisi sebesar 22%. Sedangkan untuk penjualan di atas Rp 5 juta
sampai dengan Rp 10 juta, mitra akan mendapatka komisi 25% dan bagi mitra yang
dapat mencapai target penjualan sebesar Rp 10 juta lebih, maka akan mendapatkan
komisi 27%.
BAB III
Kesimpulan
Kesimpulan
Franchise adalah duplikasi bisnis yang telah sukses, sehingga bagi mereka yang
akan membeli bisnis franchise tidak perlu lagi bersusah payah menjalankan
bisnis ini dari awal dan tidak perlu harus jatuh bangun untuk memulai bisnis
ini. Salah satu dari franchise yang terkenal di Indonesia adalah JNE (Jalur
Nugraha Ekakurir) yang didirikan pada tanggal 26 November 1990. Melalui franchise, JNE
telah mengekspansi hampir ke seluruh nusantara di Indonesia dan berbagai
layanan jasa ditawarkan JNE yang bertujuan untuk memuaskan pelanggan JNE.
1. Dampak
Franchise
-
Dampak Positif JNE bagi ekonomi
Indonesia:
Sebagai franchise, JNE akan dikenakan
berbagai macam pajak yaitu: PPN, Pajak Penghasil (PPh), perorangan dan Pajak
penghasilan Badan dan Bentuk Usaha Tetap sehingga menjadi salah satu pemasukan
kas bagi Negara.
-
Dampak Negatif JNE bagi ekonomi
Indonesia:
Dengan
adanya JNE yang dikategorikan milik swasta dimana pelayanannya lebih baik dari
pelayanan jasa milik Negara (PT. POS INDONESIA) sehingga para pengguna jasa
lebih memilih JNE.
2. Keuntungan
franchise menurut kelompok kami adalah:
a. Adanya
program-program pelatihan dari Fanchisor (yang punya perusahaan) sehingga
kurangnya skill dapat di tanggulangi.
b. Karena
sudah populer maka tentu saja perusahaan baru tersebut tidak butuh dana besar
untuk promo atau dana untuk kegagalan yang biasa dialami oleh perusaan yang
baru berdiri.
c. Resiko
kerugian berbisnis franchise rendah.
Kerugian
franchise menurut kelompok kami adalah:
a. Franchisor
bisa jadi membuat kesalahan dalam kebijakannya.
b. Besarnya
biaya untuk membayar penggunaan paten, merk dagang, hak cipta, dan rahasia
dagang.
c. Biasanya
kontrak franchise berisikan juga pembatasan-pembatasan terhadap bisnis
franchise dan ruang gerak dari pihak franchisor.
Sumber :
Editor:
1. Petra Yohana Shinta Zega
(26213852)
2. Renita Shanice (27213409)
3. Riska Hindriyani (27213793)
Comments
Post a Comment